IKLAN

Awalnyo Panasaran, Etekko Bisnis Karupuk dari Bonggol Pisang

Peluang usaha keripik debog
Blitar - Kalau mendengar keripik nangka atau apel, pasti anda sudah terbiasa. Tapi bagaimana dengan keripik debog?

Pasti bikin penasaran ingin mencobanya. Ya, keripik ini katanya berbahan dasar debog atau bonggol pisang.

"Saya selalu bawa oleh-oleh ini kalau ke Malang. Orang biasanya mengira ini keripik jamur, padahal debog," ujar seorang konsumen, Titik (47), di sebuah toko pusat oleh-oleh di Jalan Anjasmara Kota Blitar.

Penasaran dengan cara membuatnya, detikcom berkunjung ke rumah produsennya. Berada jauh sekitar 30 km barat Kota Blitar, tepatnya di Dusun Bakalan Desa/Kecamatan Wonodadi Kabupaten Blitar.


Sang pembuat adalah Umi Nihayah (46), yang mulai berinovasi dengan keripik debog pada 2013 silam. Umi aslinya memang pembuat kue kering. Suatu saat, dia menemukan resep debog dari internet.

"Saya sangat penasaran, gimana rasanya. Karena di sini gampang sekali dapat debog, lalu saya coba bikin sedikit ," tuturnya.

Debog atau bonggol pisang yang masih basah (baru diambil) dikupas sampai ke umbi utama. Lalu dipotong tipis-tipis, direndam air selama 24 jam. Diberi bumbu yang terdiri dari garam, bawang putih, kunyit, ketumbar dan daun jeruk. Bumbu yang sudah dihaluskan lalu dicampur tepung beras dan diberi air. Irisan debog dicelupkan dalam adonan bumbu, lalu digoreng di minyak yang panasnya mencapai 200 derajat celcius.

Tak perlu lama menggorengnya, karena dalam satu menit debog dalam baluran tepung bumbu sudah kering. Rasanya renyah gurih.

Hasil olahan keripik debog pertama itu, katanya, sengaja dia makan sendiri. Takutnya tidak enak atau beracun. Namun setelah diicipi dan tidak berefek samping, diapun membawanya ke jamaah tarawih di Masjid dekat rumahnya.


Peluang usaha keripik debog

"Ibu-ibu pada senang. Renyah enak katanya. Setelah semua makan baru mereka bertanya, keripik apa ini. Saya jawab debog, semua tertawa. Dikiranya saya bergurau," tutur ibu dua putra ini.

Sejak saat itulah, keripik debog buatan Umi mendapat banyak pesanan. Apalagi saat itu menjelang Lebaran. Ketika Lebaran usai, rupanya sang putra berinisiatif menawarkannya ke toko oleh-oleh milik teman kuliahnya di Mojokerto.

"Ada sisa sama anak saya dipacking aluminium foil lalu ditawarkan ke toko temannya di Mojokerto. Alhamdulillah, mereka langsung pesan banyak. Ya sejak saat itu saya tekuni bikin keripik debog sampai sekarang," tutur Umi.

Dalam sebulan, Umi mampu memproduksi 100 kg keripik debog. Dia kemas dalam dua kemasan, yang berat 100 gram dibanderol Rp 12.500. Sedangkan yang berat 250 gram harganya Rp 25.000

"Kalau yang lokasinya jauh, mereka packing sendiri. Saya jualnya curah, tapi minimum pembelian 5 kg dengan harga Rp 58 ribu/kg," tuturnya.

Keripik debog racikan Umi menyajikan empat varian rasa. Ada rasa keju, original, pedas dan sapi panggang.

Dari usaha keripik debog ini, Umi bisa meraup omzet Rp 10 juta per bulan. Dengan tiga karyawan, dia melayani pesanan dari berbagai daerah. Seperti Malang, Kediri, Tulungagung, Mojokerto dan Surabaya. Keripik Debog produksi Umi juga sudah mendapat sertifikasi Halal dari MUI dan izin resmi dari BPOM. (hns/hns)
Share:

Saudi-Libanon memanas, Kemlu pantau kabar 155 WNI di Libanon

Forkapsita.com- Kementerian Luar Negeri terus mengamati kabar warga negara Indonesia yang berada di Libanon, terutama keamanan di negara tersebut. Selain itu, pendataan ulang WNI yang berada di Libanon juga terus dilakukan dan selalu berkomunikasi dengan WNI yang berada di negara tersebut.

Hal itu terus dilakukan usai Menteri Urusan Teluk Arab Saudi, Thamer al Sabhan mengatakan Libanon telah menyatakan perang terhadap Arab Saudi. Bahkan Saudi juga memerintahkan agar warganya yang berkunjung atau tinggal di Libanon untuk pergi secepatnya.

Seperti data yang diterima dari Kemlu, saat ini ada 155 WNI yang berada di Libanon, termasuk pelajar dan mahasiswa dan keluarga staf KBRI. Di luar itu, juga ada 1.296 pasukan perdamaian PBB di bawah misi United Nations Force in Lebanon (UNIFIL).

"Malah mungkin bisa lebih banyak lagi kalau dijumlahkan," kata Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal di Bogor, Sabtu (11/11).

Selain keamanan di Libanon, WNI di Suriah juga tak luput dari perlindungan pemerintah Indonesia. Saat ini ada sekitar 1.000 WNI yang ada di Suriah.

Suriah memang menjadi pintu keluar yang aman bagi Libanon. Saat terjadi konflik Suriah tahun 2012-2014, setidaknya ada 7.000 TKW yang bekerja di Suriah yang dievakuasi ke Libanon. Dan ditampung di KBRI Beirut sebelum diterbangkan kembali ke Indonesia. (sumber :Merdeka.com)
Share:

Dalam sehari, Alibaba catatkan transaksi penjualan Rp 342,8 triliun



Forkapsita.com - Alibaba Group telah menggelar 11.11 Global Shopping Festival 2017. Selama event tersebut, total transaksi Gross Merchandise Volume (GMV) perusahaan mencapai USD 25,3 miliar atau Rp 342,8 triliun. Semua transaksi ini dilakukan melalui Alipay pada tanggal 11 November 2017.
CEO Alibaba Group, Daniel Zhang mengungkapkan, transaksi tersebut
mengalami peningkatan sebesar 39 persen jika dibandingkan dengan tahun 2016. Selain itu, sebanyak 90 persen transaksi Alipay dilakukan melalui gawai.
"Nilai USD 25,3 miliar dalam satu hari transaksi bukan hanya menggambarkan hasil penjualan," kata Daniel dalam siaran pers kepada merdeka.com di Jakarta, minggu (12/11).
Daniel mengatakan, hal ini menggambarkan pelanggan dan mitra telah menerima dengan baik antara ritel online dan toko offline.
"Ini menggambarkan aspirasi untuk mendapatkan produk yang baik dari masyarakat Tiongkok, terlebih lagi ini juga menggambarkan bagaimana pelanggan dan mitra kami telah menerima dengan baik integrasi antara ritel online dan offline," ujarnya.
Total transaksi GMV yang menggunakan gawai mencapai 90 persen dari total transaksi, sedangkan pada tahun 2016 transaksi ini hanya mencapai 82 persen. Pada festival ini terdapat lebih dari 140.000 brand dan pelaku usaha yang turut berpartisipasi.
Untuk diketahui, 11.11 Global Shopping Festival dimulai pada tahun 2009 dengan jumlah peserta hanya 27 pelaku usaha. Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan kesadaran pelaku usaha dan konsumen terhadap nilai dari belanja online.
Dalam waktu tujuh tahun, hampir 100.000 pedagang berpartisipasi pada festival belanja internasional ini. Dalam waktu 24 jam, total belanja konsumen tercatat sebesar RMB 120,7 miliar atau USD 17,79 miliar. (Sumber: Merdeka.com)
Share:

Lafran Pane Bersama Tiga Tokoh Lain Mendapat Gelar Pahlawan Nasional

 Jakarta – Menjelang peringatan Hari Pahlawan Nasional yang jatuh pada 10 November, Presiden Joko Widodo memberikan penganugerahan gelar pahlawan yang diberikan kepada empat tokoh nasional, salah satunya pendiri organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Prof. Drs. H. Lafran Pane (almarhum) dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Selain Lafran Pane, tiga tokoh lainnya ialah TGHKH Muhammad Zainuddin Abdul Mdjid (almarhum) dari Nusa Tenggara Barat, Laksamana Malahayati (almarhumah) dari Aceh dan Sultan Mahmud Riayat Syah (almarhum) dari Kepulauan Riau.
Gelar kepahlawanan keempat tokoh tersebut diberikan secara resmi oleh Presiden Joko Widodo kepada ahli waris masing-masing di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis (9/11/2017). Penganugerahan ini ditetapkan melalui Keputusan Presiden RI Nomor 115/TK/Tahun 2017 tanggal 6 November 2017 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional melalui sidang Dewan Gelar Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan pada tanggal 19 Oktober 2017 sesuai usulan dari Kementerian Sosial.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo beserta jajaran turut menghadiri penganugerahan Pahlawan Nasional ini.
Selain itu, pemberian gelar Pahlawan Nasional juga berpedoman pada UU Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan, khususnya pasal 26 yang menjelaskan bahwa gelar diberikan kepada seseorang yang telah meninggal dunia dan semasa hidupnya pernah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan politik atau perjuangan dalam bidang lain untuk mencapai, merebut, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa. (ed)
Share:

Asal Mula Nama Hajoran Tapanuli tengah

Hajoran adalah kampung  indah  kampung  Nelayan yang berada di pinggir pesisirTeluk Tapian Nauli  di kecamatan Pandan, dahulunya Desa ini salah satu desa terluas di Tapanuli Tengah, terdiri dari berbagai dusun yang dahulu hanya  sebuah Desa, dari Kelurahan Muara libung (lingkungan I hajoran) sampai dengan kelurahan Budi luhur berbatas (jembatan Pandan) Karena begitu luasnya Desa ini dimekarkan Pada tahun 2011 hingga terdiri dari berbagai kelurahan yaitu, kelurahan Muara Libung ,Kelurahan Hajoran Indah,  Desa Aek Garut, Kelurahan kalangan Indah, Kelurahan Kalangan Induk, Kelurahan Mangga dua, Kelurahan  Budi Luhur.

Jaman dahulu kawasan ini adalah sarang begal (penyamun) yang selalu menunggu mangsa yang dari arah selatan (padang sidempuan) untuk menjadi santapan empuk para perampok di sekitar tanjakan gunung sebelah Kalangan yang berhutan lebat (ada sebuah   Batu di sini yang bernama Batu Parniatan)batu ini adalah tempatnya Kaum Tionghua melakukan pemujaan.

Mereka yang telah dirampok umumnya selalu mengucapkan ‘joran au bah lao sahali nai tu son !’ (Jera saya pergi lagi ke sini!) sehingga kampung ini selalu mereka sebut Kampung Hajoraan, yang menjadi nama desa indah dan damai itu sampai sekarang.


Share:

Sejarah Datuk Itam(Datuk Poncan)

Menurut sejarah Pada tahun 1785 masa pemerintahan Abdul Muthalib gelar datuk Bandaharo kayo atau yang lebih di kenal dengan sebutan akrab Datuk Itam di Poncan Ketek telah mununjukkan kemajuan yang pesat dalam perdagangan sampai-sampai masyarakat berdagang ke pulau Malaysia.
                                                                        Abdul Muthalib, yang dikenal sebagai peletak adat Sumando di pesisir barat itu, dilahirkan tahun 1760 di negeri Nagur India Selatan dan Inggris membawanya ke Bengkulu sebagai pekerja dan sekaligus sebagai pedagang dan kelompok Datuk Itam membuka kampung Nugur di bengkulu yang sekarang dinamakan kampung Nala . Pada waktu mudanya Datuk Itam sebagai seorang pedagang ysng cukup berhasil dan juga sebagaipenyebar agama Islam yang di segani di bengkulu yang dalam perdagangannya dan penyebaran agama Islam sampai ke daerah teluk Tapian Nauli dan sebagai penyalur kepentingan pedagang Inggris di Bengkulu.

Pada waktu itu Inggris telah membuka kantor perdagangan di Teluk tapian nauli untuk mendapatkan garam, kemenyan dan kapur barus. Melihat perdagangan yang cukup ramai di Tapian Nauli maka Abdul Muthalib selanjutnya berdomosili di Tapian nauli yaitu pulau Poncan ketek. Karena keberhasilannya dibidang perdagangan maupun sebagai penyebar ajaran Islam di poncan ketek maka di beriah ia gelar Datuk Bandaharo Kayo, namun ia lebih di kenal dengan gear Datuk itam karena kulitnya memang hitam kelam sebab berasal dari India.

Beliau wafat pada tahun 1836 dan dimakamkan di Poncan Ketek, terbukti sampai dengan saat ini makam beliau masih ada di Pulau Poncan Ketek, beliau adalah sebagai sosok terpenting dalam peletak dasar adar Sumando di Teluk Tapian Nauli. Makam beliau sendiri orang lain kebanyakan tidak tau keberadaan makam ini, karena wisatawan lebih sering berkunjung ke Pulau Poncan Gadang ketimbang ke Pulau Poncan Ketek.

Dikarenakan pihak pemerintah pun tidak pernah memperkenalkan situs sejarah yang sangat penting di Kota Sibolga kepada wisatawan bahkan untuk mempromosikan dan melestarikan situs sejarah ini tidak dilakukan pemerintahan Kota Sibolga. Mari menjaga dan melestarikan situs sejarah yang sangat penting ini, salah satu pendiri Adat Sumando atau adat pesisi di Kota Sibolga dan Tapanuli tengah

Dengan beberapa gelar melekat pada dirinya, yakni Datuk Bandaharo Kayo, Datuk Poncan, dan Datuk Pasa, Datuk Itam yang bernama asli Abdul Muthalib, berasal dari keluarga besar Datuk Senggolo, yang lahir di Bengkulu tahun 1770, tepatnya di Kampung Nagar atau Kampung Nala. Nenek moyangnya sendiri berasal dari Nagore, India Selatan.

1793 diangkat menjadi pegawai pada kantor East Indian Company Bengkulu dan bertugas di Poncan Ketek yang menjadi benteng pertahanan Inggeris di daerah Tapanuli yang populer dengan nama Fort Tapanoully. Sejak itu, Datuk Itam aktif menyebarkan Islam disana dan tahun 1810 diangkat sebagai Datuk Poncan, menggantikan Datuk Poncan sebelumnya Sutan Mangaraja Lelo yang meninggal dunia.

Tahun 1815, ditandatangani Perjanjian Batigo Badusanak antara penguasa-penguasa wilayah di daerah Tapanuli dengan pihak Inggeris. Datuk Itam termasuk ikut menandatanganinya.

Tidak banyak catatan sejarah beliau di Bengkulu yang ada adalah beliau seorang mandor disebuah pertanian yang dikelola Inggiris, lalu di bawa (dipindahkan) ke Pulau Poncan. Beliau amat dicintai oleh orang disekitarnya karena amat senang membantu dan suka membela orang-orang pribumi.

Kesukaan beliau lainnya adalah menjadi pemimpin sekolah agama Islam yang mana murid-muridnya dibebaskan biaya dan murid-murid tersebut menyebar sepanjang pantai Tapanuli. Datuk Itam memiliki 3 orang Istri,

1. Tisa mendapat anak 1. Siti Aisyah, 2. Halimatus Sa’diah, 3. Abd. Salim, 4. Abd. Rahim
2. Rasia mendapat anak 1. Chadijah
3. Tarosi (dari Nias). 1. Ahmad

Untuk daerah Sorkam peranan Halimatus Sa’diah yang menikah dengan Abdul Somad dari Sikua melahirkan banyak orang-orang besar di Sorkam. Abdul Somad (Tuan Sirara) suka berlayar untuk berniaga di Poncan dan begitu berhasil dia lalu menetap di Poncan dan menikah dengan Halimatus Sa’diah.

Sebagian lagi turunan Abdul Somad merantau ke Sinabang (Aceh) dan Tabuyung (Mandailing Natal).

Kebiasaannya suka berlayar mengarungi Aek Sibundong keluar dari Bottot menuju lautan dan selalu membawa pisang sare (pisang barangan), yang amat disukai oleh para orang-orang India membuat nama pisang ini juga dikenal dengan ‘pisang kaling’ dan ini jugalah yang membuatnya berkenalan dengan anak Datuk Itam (Halimatus Sa’diah) dan menikahinya.

Pada tahun 1785 masa pemerintahan Abdul Muthalib gelar datuk Bandaharo kayo atau yang lebih di kenal dengan sebutan akrab Datuk Itam diPncan Ketek telah mununjukkan kemajuan yang pesat dalam perdagangan sampai-sampai Masyarakat berdagang ke pulau Malaysia. Abdul Muthalib dilahirkan tahun 1760 di negeri Nagur India Selatan dan Inggris membawanya ke Bengkulu sebagai pekerja dan sekaligus sebagai pedagang dan kelompok Datuk Itam membuka kampung Nugur di bengkulu yg sekarang dinamakan kampung Nala.

Pada waktu mudanya Datuk Itam sbg seorang pedagang yg cukup berhasil dan juga sebagaipenyebar agama Islam yang di segani di bengkulu yang dlm perdagangannya dan penyebaran agama Islam sampai ke daerah teluk Tapian Nauli dan sebagai supplier kepentingan pedagang Inggris di Bengkulu.

Pada waktu itu Inggris telah membuka kantor perdagangan di Teluk tapian nauli untuk mendptkan garam ,kemenyan dan kapur Barus .Melihat prosfek perdagangan yang cukup ramai di Tapian Nauli maka Abdul Muthalib selanjutnya berdomosili di Tapian nauli yaitu pulau Poncan ketek. Karena keberhasilannya dibidang perdagangan maupun sebagai penyebar ajaran Islam di poncan ketek maka di beriah ia gelar Datuk Bandaharo Kayo,namun ia lebih di kenal dengan gear Datuk itam karena kulitnya memang hitam kelam sebab berasal dari India. Di teluk Tapian nauli Abdul Muthalib (gelar Datuk Bandahar Kayo ) atau yang lebih di kenal dgn Datuk Itam di Poncan Ketek.Karena keberhasilannya tadi,maka sejak saat itu datuk itam mempelajari segala adat istiadat masyarakat etnis pesisir di Poncan Ketek . Pada tahun 1824diadakan perjanjian /traktat London dengan keputusan bahwa segala kekuasaan Raja- raja di seluruh Teluk Tapian nauli di hapuskan oleh Belanda dan para Datuk serta raja-raja/Kuria-kuria hanya mengurus tentang adat istiadat dan Budaya pesisir.

Pada tanggal 13 Maret 1815 pihak inggris mengadakan suatu ikatan perjanjian persahabatan dengan Datuk-datuk di teluk Tapian Nauli dengan kesimpulan istilah Batigo Badusanak , namun pada tahun 1839 Iggris menempatkan seorang commodore yang selalu disebut dengan tuan Kumandor di poncan ketek dan bertanggung jawab terhadap Pemerintah Inggris yang berpusat di Bengkulen.Berarti dengan adanya seorang wakil Pemerintahan Inggris di poncan Ketek,maka jelaslah sudah dalam hal ini raja-raja dan datuk-datuk di pesisir Tapian Nauli telah terjebak kedalam perangkap penaklukan Inggris. Tetapi pada masa itu hal seperti ini kurang dimaklumi oleh penduduk karena cara berpikir masyarakat yang belum luas serta di sibukkan oleh dagangannya masing2,sehingga apa ang direncanakan oleh Inggris dapat berjalan dengan lancar untuk menguasai raja-raja dan datuk-datuk serta masyarakat sendiri tidak merasa di perintah oleh Inggris melainkan perasaan mereka diperintah oleh raja-raja dan datuk saja.

Keadaan yang demikian bukanlah hanya terasa sampai kepada masyarakat yang menghuni Poncan Ketek .pangkat yang tertingi pada masa ini di pegang oleh Datuk sebagai anak nagari,jadi segala keputusan ditangannya. Pada tahun 1848 kerajaan Inggri yang diwakili oleh Jhon Princh telah melakukan timbang terima dengan perwakilan kerajaan Belanda antara Bengkulen dengan Tumasi (Singapura) sehingga pulau Poncan Ketek sampai ke Natal dan daerah pesisir lainnya ditimbang terimakan antara Kampung Pargodungan dengan pasar Onan Hilir Poriaha di kenegerian Tapian Nauli.

Setelah daerah pesisir Tapian Nauli jatuh kepada Belanda akibat pertukaran jajahan maka poncan Ketek bertambah ramai dalam dunia perdagangan sehingga timbullahhasrat Belanda untuk membuka negeri baru didaratan Tapian Nauli dengan menimbun rawa2 yg luas pada tahun 1850 dan mengeluarkan biaya 5.000.000 gulden, karena mendatangkan tahanan (sitarapan) bahasa pesisir yaitu orang2 yang di tawan belanda karena tidak mau mengikuti kata2 penjajah, sehinga seluruh bangsa Indonesia yang tidak senang dengan perbuatan Belanda ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara dan orang-orang inilah yang di paksa untuk mengerjakan /menimbun rawa2 di daerah yang dinamakan pasar Siboga dengan batas pertama kalinya :

- Sebelah Utara dengan Aek Doras (simare-mare). - Sebelah Timur dengan Padang Sidempuan. - Sebelah selatan dengan Ak Muara Baion. - Sebelah Barat dengan teluk Tapian Nauli (depan Gudang Garam ).

Pembangunan penimbunan rawa2 yang menjadikan Sibolga tidak hilang dari ingatan masyarakat sehingga telah terpatri dalam pantun Masyarakat pesisir yaitu Sikamabang : Siboga jolong basusuh Banda dikali urang rante Jangan manyasal Tolan Isuk Kami sapeto dagang sanse. Pantun yang mengandung sejarah tersebut telah terukir dalam ingatan dengan pengertian : Siboga jolong basusuh (Siboga dari awal disusun/dibangun) Banda dikali urang rante ( Parit dn rawa mulai ditimbun oleh para napi) Jangan manyasal Tolan Isuk (jgn menyesal kawan besok ) Kami sapeto dagang sanse. (kami sedikit dagang hancur ) Pada tanggal 1 Maret 1851 sebahagian masyarakat di perintahkan untuk pindah dari poncan Ketek ke pemukiman baru bernama Kampung Siboga  oleh Belanda bersama dengan Residen Van Tapanuli dan Datuk Itam yang juga bergelar Datuk Pasa membawa seluruh adat Sumando pesisir pindah ke Sibolga.

Dengan bertambahnya masyarakat dan bermigrasi dari Poncan Ketek ke sibolga ,maka bertambah pulalah penghulu2 ,dan stelsel Datuk masih diteruskan : dari penghulu yang berempat tadinya di poncan ketek sekarang ditambahkan dua lagi sehingga menjadi enam penghulu yaitu : 1. Penghulu Pasisir untuk etnis pesisir , dari poncan ketek dan batak Islam. 2. Penghulu Nie untuk etnis Nias dari pulau Tello 3. penghulu Darek untuk etnis minang kabau dan Aceh 4. Penghulu Jawa untuk etnis Jawa,madura ,Bugis dan Makasar. 5. PenghuluToba untuk etnis Batak Toba dari Taput. 6. Penghulu mandailing untuk etnis dari Tapsel. Selain dari pada penghuluyang ada enam di tambah lagi Kapiten kaling untuk mengurus orang2 India dan Kapiten Arab untuk org Arab serta Kapiten Cino untuk orang2 China. Dalam hal ini jelas bagi kita bahwa penetapan Sibolga pertama kali dengan resmi adalah sejak perpindahan penduduk Poncan Ketek ke sibolga karena sibolga telah di bangun pada tahun 1850 dan resmi pulalah Sibolga pada tanggal 1 Maret 1851 menjadi Sibolga dengan peresmian adat Sumando Etnis pesisir.
Share:

Tidak mau Registrasi Ulang SIM Card, Siap-siap Diblokir

Penetapan ini diatur dalam Peraturan Menteri Kominfo Nomor 12 Tahun 2016 Tentang Registrasi Pelanggan Jasa Telekomunikasi, yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Kominfo Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Perubahan atas Peraturan Menkominfo Nomor 12 Tahun 2016 tentang Registrasi Pelanggan Jasa Telekomunikasi.
"Ini bukan sesuatu yang sulit. Jadi, silahkan nanti mengikuti prosedur dengan benar karena tanpa melakukan itu, bapak ibu akan kena berbagai akibat. Misalnya, pemblokiran layanan panggilan dan pesan singkat," ucap Dirjen Dirjen Penyelenggara Pos & Informatika (PPI) Kementerian Kominfo Ahmad M. Ramli di Jakarta.

Kewajiban registrasi pelanggan seluler prabayar ini akan mulai berlaku pada 31 Oktober 2017 dan paling lambat 28 Februari 2018. Bila pelanggan melampaui batas akhir registrasi, maka akan diberi masa tenggang yang itu bisa berdampak pada pemblokiran layanan secara bertahap.

Jika pelanggan prabayar tidak registrasi ulang akan diblokir layanan panggilan keluar, masuk, serta SMS yang paling lambat 15 hari kalender sejak tanggal pemblokiran layanan.

Begitu juga pemblokiran layanan internet, apabila pelanggan prabayar masih bandel tidak registrasi ulang yang paling lambat 15 hari kalender sejak tanggal pemblokiran layanan.

"Jadi, (tidak registrasi prabayar) ada akibat-akibat tapi kami lakukan secara bertahap. Pertama panggilan keluar, lalu panggilan masuk, baru seluruhnya," sebutnya.

Cara registrasi kartu perdana dilakukan dengan mengirimkan SMS ke 4444 dengan format NIK#NomorKK#. Sedangkan untuk pelanggan lama dengan format ULANG#NIK#NomorKK#.

Selain itu, pelanggan prabayar bisa menempuh jalur gerai masing-masing operator apabila mengalami masalah saat melakukan registrasi.

Informasi tersebut harus sesuai dengan NIK yang tertera di Kartu Tanda Penduduk elektronik (KTP–el) dan KK agar proses validasi ke database Ditjen Dukcapil dapat berhasil.  ( sumber, Detik.news)
Share:

Bekerja keras untuk masa depan



Share:

Panggang Paccak Makanan Ciri Khas Sibolga-Tapteng

Panggang paccak adalah ikan bakar diperciki (di paccak = bahasa pesisir) bara api langsung padam, membuat asap bergulung ke atas, terciumlah aroma wangi yang sulit dilukiskan.                                    Panggang paccak ini kalau di restoran Padang biasanya disebut ikan bakar bumbu. Tetapi masakan khas pesisir Tapteng sungguh jauh berbeda, ikan yang mau di bakar harus yang segar dan pilihan. Karena dalam olahan panggang paccak tidak semua jenis ikan enak dijadikan panggang paccak.
Ikan yang biasa dan enak tersebut adalah, gambolo (kembung Banjar), aso-aso, bawal, pari kecil (tuko-tuko), kuek (gabu), cumi-cumi, udang kelong, dll.
Ikan terlebih dahulu dibersihkan, kemudian disayat (bukan dipotong) badannya melintang, agar nanti bumbu meresap saat diolesi/dipaccak.
Sebelum di bakar/dipanggang ikan direndam sebentar dalam bumbu, agar bumbu tersebut meresap kebagian perut ikan.
Bumbu utama adalah santan pekat dari kelapa tua yang sebagian daging buahnya digiling halus bercampur dengan santan, sehingga pekat. Berikut kunyit, garam, serai secukupnya.
Sebatang serai dibuat memar pangkalnya dengan dipukul batu cabe giling sebagai kuas atau paccak nantinya.
Api harus berbentuk bara yang tidak mengandung abu, agar nanti dikipas tidak menempel ke ikan. Atur ikan dipanggangannya dengan tidak saling menempel agar ikan matang merata.
Inilah beda ikan bakar Padang, karena di restoran Padang ikan yg mau dibakar terlebih dahulu dikukus agar dagingnya masak, lalu dioles bumbu dan dibakar agar kering, sehingga rasa bumbu hanya berada di daging bagian luar.
Pada olahan ikan bakar panggang paccak ala pesisir, ikan dari mentah sudah di bakar, dengan dibolak-balik, saat setengah masak atau kulit agak kering langsung di oles bumbu, dengan memercikkan ke badan ikan pakai batang serai tadi, yang di dalam bahasa pesisir Sibolga Tapteng disebut paccak.
Begitu kering dibalik lagi, ditambah lagi bumbu. Begitu terus menerus sampai bumbunya habis terpakai. Saat kita memercikkan bumbu tersebut, sontak tercium wangi yang membuat liur menetes.
Ikan panggang paccak ini sayangnya tidak selalu kita jumpai di kedai nasi di Sibolga dan Pesisir, karena para pemilik kedai nasi umumnya malas membuatnya dengan alasan repot.
Share:

Olah Kayu Jadi Tas, 3 Sahabat Ini Raup Omzet Rp 40 Juta/Bulan

Jakarta - Menjalankan suatu bisnis tidaklah mudah, terlebih jika usaha itu masih tergolong baru di mata masyarakat. Namun, hal itu tetap dilakukan oleh tiga orang sahabat, yakni Nael, Andrew, dan Bimo.
Salah seorang dari mereka, Nael menjelaskan, di 2014 lalu dia bersama dua sahabatnya mulai mencoba untuk memproduksi sejumlah aksesoris fashion dengan berbahan dasar kayu.
                                                                          "Jadi kita memproduksi barang kayu tapi lebih ke fashion, mulai dari tas, briefcase, card holder, atau money clip," kata Nael kepada detikFinance di ICE BSD, Tangerang Selatan, Rabu (11/10/2017).

Produk kerajinan dari kayuProduk kerajinan dari kayu

Dengan modal awal tak sampai Rp 5 juta, ketiganya kemudian mulai melakukan berbagai percobaan untuk membuat satu produk. Berkali-kali mereka gagal, hingga akhirnya bisa berhasil membuat produk tas berbahan dasar kayu.

"Jadi pertama kali bikin itu kita sampai 6 bulan, untuk prototipenya. Itu trial error terus, jadi gagal-gagal terus. Baru kemudian 6 bulan berhasil," katanya.

Ternyata produk yang diberi label Sanoesa ini diminati konsumen. Saat ini mereka bertiga dapat meraup omzet antara Rp 30 juta - Rp 40 juta/bulan. Produk ini dijual dengan kisaran mulai dari Rp 199 ribu hingga Rp 4,5 juta.

Produk dompet dari kayuProduk dompet dari kayu

Saat ini, mereka bertiga pun fokus dengan bisnis tersebut. Walau telah lulus kuliah dan mendapatkan gelar sarjana, mereka lebih memilih untuk menjalankan bisnis itu bersama ketimbang kerja kantoran.

"Jadi memang dari awal kita ingin buka bisnis, tapi kita pilih-pilih yang baiknya. Lalu kita pilih kayu karena memang kita senang dengan furniture dan seperti itu. Tapi enggak mau bikin furniture. Nah jadilah itu bikin bisnis fashion dengan kayu, dan sampai sekarang kita fokus ke sini, enggak ada kerja yang lain," jelasnya.

Olah Kayu Jadi Tas, 3 Sahabat Ini Raup Omzet Rp 40 Juta/Bulan

Dari bisnis ini, mereka pun bertujuan untuk merubah paradigma orang dalam memanfaatkan bahan baku kayu bisa diolah menjadi barang-barang yang unik.

"Karena kita mau merubah paradigma orang kalau yang tadinya kayu hanya sebagai furniture, tapi bisa juga menjadi yang lain, misalnya untuk fashion. Kita juga ingin mengedukasi kalau orang biasa maunya pakai brand luar, tapi sebetulnya brand dalam negeri juga banyak yang berkualitas bagus," paparnya. (Detik.com)
Share:

Resmi jadi gubernur, Anies tegaskan Jakarta milik semua bukan sekelompok orang

Merdeka.com - Usai mengikuti prosesi pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno resmi menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Sesaat setelah dilantik, Anies menegaskan akan menjalankan tugasnya sesuai amanat konstitusional. "Setelah jadi gubernur, maka amanat konstitusional dan amanat yang .diemban adalah untuk seluruh warga Jakarta," tegasnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (16/10). Anies memastikan, di bawah kepemimpinannya, Jakarta hadir untuk seluruh warga Jakarta. Baik itu warga yang memilihnya di Pilgub DKI 2017, maupun yang tidak memilih dirinya. "Gubernur untuk mereka yang memilih maupun untuk yang tidak memilih," ucapnya. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini juga menginginkan Jakarta jadi kota berkeadilan. Jakarta bukan milik sekelompok orang, melainkan Jakarta untuk seluruh warga. "Kita ingin Jakarta milik semua. Jakarta bukan milik sekelompok orang, bukan milik mereka yang punya uang saja, tapi juga milik mereka yang ingin ke sini untuk mendapatkan kesejahteraan. Jakarta harus menjadi kota buat semuanya," kata Anies. Presiden Jokowi melantik Anies Baswedan dan Sandiaga Uno sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/10) sore. Pelantikan ini berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 83/P/2017 tentang tentang pengesahan pemberhentian Gubernur DKI Jakarta sisa masa jabatan tahun 2012-2017 dan pengesahan pengangkatan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta masa jabatan 2017-2022. Di hadapan Jokowi, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno berjanji akan memenuhi kewajiban sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI. Keduanya juga berjanji akan menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya. "Memegang teguh UUD negara Indonesia tahun 1945 dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti bagi masyarakat, nusa dan bangsa," ucap keduanya secara serentak.
Share:

Mengenal Barus, Pusat Peradaban Islam Tertua di Nusantara

Presiden Jokowi mengunjungi kawasan objek wisata religi Pemakaman Mahligai Barus.  Barus, Presiden Jokowi meresmikan Tugu Titik Nol Pusat Peradaban Islam Nusantara di Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Meski tak berjuluk 'Serambi Makkah', ternyata dari tempat inilah agama Islam masuk ke Nusantara.

Belum ada catatan resmi mengenai kapan wilayah Barus terbentuk. Tetapi tercatat sejak abad ke-6 Masehi, rempah-rempah dari Barus jadi magnet bagi para saudagar penjuru dunia.

Dalam buku 'Lobu Tua Sejarah Awal Barus' yang disunting oleh seorang peneliti asal Prancis Claude Gulliot yang dikutip detikcom pada Sabtu (25/3/2017), Barus juga dikenal dengan nama Pancur atau dalam bahasa Arab menjadi Fansur. Buku yang ditulis oleh beberapa peneliti itu pun belum bisa mengungkap apakah Barus dan Pancur memiliki makna yang sama.


Seorang ahli geografi yang juga matematikawan berdarah Yunani, Claudius Ptolemaeus pada abad ke-1 Masehi menyebut ada lima pulau yang salah satunya bernama 'Barousai'. Namun belum terbukti benar apakah Barousai adalah Barus.

Meski tak ada catatan yang memastikan bahwa Barus adalah Barousai yang dimaksud Ptolemaeus, tetapi memang sejak dahulu Barus dikenal sebagai penghasil kamper. Pada zaman dahulu tak semua tempat bisa ditumbuhi pohon kamper, dan komoditas ini amat disukai orang Timur Tengah.

Maka masuklah pedagang dari Timur Tengah ke Barus yang pada abad ke-6 Masehi merupakan pelabuhan di tepi barat Sumatera Utara. Kala itu memang belum bernama Sumatera Utara.

Tak hanya pedagang dari Arab, bahkan di Barus juga sudah berdatangan para pedagang dari Aceh, India, China, Tamil, Jawa, Batak, Minangkabau, Bugis, Bengkulu, dan sebagainya. Keanekaragaman suku bangsa yang datang ke Barus terbukti dengan adanya catatan-catatan berbahasa Arab, Yunani, Syriak, Tamil, Melayu, Jawa, hingga Armenia tentang Barus.

Presiden Jokowi mengunjungi kawasan objek wisata religi Pemakaman Mahligai Barus.Presiden Jokowi mengunjungi kawasan objek wisata religi Pemakaman Mahligai Barus. 


Masuknya Islam ke Nusantara dipercaya turut dalam jalur perdagangan ke Barus ini. Jalur perdagangan ini dikenal sebagai Jalur Rempah karena memang para pedagang memiliki misi untuk mencari rempah-rempah.

Bukti bahwa Islam pertama kali masuk ke Nusantara lewat Barus adalah ditemukannya makam Syekh Rukunuddin yang wafat pada tahun 672 Masehi atau 48 Hijriah. Makam tersebut terdapat di kompleks Makam Mahligai di Barus.
(Detiknews.)
Share:

percobaan


Share:

Pulau Musala


Share:

PLTU


Share:

syair sikambang

MAULE.... KA PULO LA PINANG JIKO LA BALA....I
KA PULO LA PINANG.......................
AMBIK LA HALUAN
MAULE.... SI TIMU LA LAWIK
AMBIK LA HALUAN
MAULE.... SI TIMU LA LAWIK
MAULE... ATI AMBO DAK SANANG JIKO LA BALA...I
ATI AMBO DAK SANANG.....................
AI LA MATO
MAULE..... SAPANJANG LA LAWIK.
AI LA MATO
MAULE..... SAPANJANG LA LAWIK.

MAULE.... AMBO BALARI..... BUKANLA DEK KIJANG...
AMBO BALARI.........
PANDAN LA TASANDA
MAULE... PADO RUMPUKNYO
PANDAN LA TASANDA
MAULE... PADO RUMPUKNYO
MAULE... AMBO BANYANYI.... BUKAN LA DEK RIANG
AMBO BANYANYI...
BADANLA TAKANA
MAULE... PADO UNTUNGNYO
BADANLA TAKANA
MAULE... PADO UNTUNGNYO

MAULE... AI NYO LA DARE.... PULO LA PINANG
AI NYO LA DARE.....
BANYAK LA BATANG
MAULE... TUMBANG BULINTANG
BANYAK LA BATANG
MAULE... TUMBANG BULINTANG
MAULE... BUMI NYO LA KARE.... PULO LA PINANG
BUMI NYO LA KARE
BANYAK LA DAGANG
MAULE... PULANG BARUTANG
BANYAK LA DAGANG
MAULE... PULANG BARUTANG

MAULE... KIAN KASINGKI... ALA KIAN LA DALAM
KIAN KASINGKI....
DALAM LA BACAMPU
MAULE... AI RIMBO
DALAM LA BACAMPU
MAULE... AI RIMBO
MAULE... KIAN TAPIKI.... ALA KIAN LA DALAM
KIAN TAPIKI....
DALAM LA BACAMPU
MAULE ... ATI HIBO
DALAM LA BACAMPU
MAULE ... ATI HIBO

MAULE... DICABIK-CABIK... KAIN LA DIBALI
DICABIK-CABIK.....
ALA DI ETO
MAULE... TANGA TIGO ETO
ALA DI ETO
MAULE... TANGA TIGO ETO
MAULE... MINTAK LA TABIK... KAMI LA BANYANYI
MINTAK LA TABIK....
JANGAN LA DI BILANG
MAULE... SIKURANG LA BASO
JANGAN LA DI BILANG
MAULE... SIKURANG LA BASO
Share:

percobaan


Share:

Wanita Ini Sukses Jualan Hijab Hingga ke AS dan Inggris

Detik.com
- Bisnis apa yang paling prospektif dan disarankan dijalankan anak muda? Jika pertanyaan itu ditanyakan ke Ajeng, satu-satunya jawabannya adalah bisnis e-commerce. Pemilik nama lengkap Diajeng Lestari Soekotjo ini, kini gilang gemilang membuat situs penjualan hijab bernama Hijup.

Merintis bisnis sejak Agustus 2011 silam dengan hanya dibantu satu asisten yang tak lain adalah teman kuliahnya, kini Hijup jadi salah satu startup busana muslim dengan penjualan terbesar di Indonesia. Kini dengan mempekerjakan 120 orang, 80% karyawan wanita, toko online miliknya menjual lusinan merek dari sekitar 200 desainer hijab.

Sebelum memulai kesibukannya membangun e-commerce, lulusan Ilmu Politik Universitas Indonesia ini sempat meniti karir sebagai research marketing.


"Sebelumnya karyawan marketing riset, tahun 2011 saya berhenti dan beranikan terjun ke e-commerce. Kenapa saya pilih menjual hijab, karena banyak wanita karir yang kesulitan mencari hijab sesuai fashion-nya yang very well. Ke mal pun susah cari, dari situ saya berpikir kenapa tidak menjual hijab dengan desain-desain yang dinamis," kata Ajeng, ditemui di acara Google for Indonesia, Jakarta, Selasa (9/8/2016).

"Dan rupanya keputusan berhenti di pekerjaan didukung penuh sama suami saya. Berani memulai dengan teman saya dengan modal kurang dari Rp 10 juta saat itu, ruangan hanya 2x3 meter," tambah istri dari Achmad Zakky, CEO BukaLapak.com ini.

Menurutnya, sukses bisnisnya tak lepas dari pemahaman menangkap orientasi perubahan fashion hijab yang disukai wanita muda. Ini sesuai dengan motto Hijup yakni LORD yang merupakan kepanjangan Lean, Open, Result, Oriented, dan Dynamic.

"Kemudian yang berbeda, Hijup menawarkan tak hanya sekadar konten fashion kemudian diskon-diskon, namun bisa menginspirasi dengan desain yang hidup. Kita sudah kerja sama dengan 120 desainer, sebelumnya hanya 14 desainer," ucap Ajeng.

Soal pemasaran, sebagai pelaku bisnis e-commerce, dirinya lebih mengandalkan promosi dari instagram, news letter, sampai video hijup yang rupanya cukup populer di Youtube.

Usahanya tak selamanya mulus. Sejak 2011 membangun bisnis sampai setahun setelahnya, Hijup bisa dikatakan jalan di tempat. Penjualan masih stagnan dan tak banyak tumbuh, hingga akhirnya Ajeng cuti dari Hijup karena hamil anak pertama.

"Titik baliknya akhirnya bisa sebesar saat ini malah terjadi saat cuti hamil. Di situ ternyata saya punya banyak waktu untuk memikirkan apa-apa yang kurang. Dan ternyata kuncinya hanya 3 yaitu rekrut orang terbaik, pengelolaan keuangan di bank, dan desain," ujar Ajeng.

Soal kiat berbisnis membangun perusahaan startup, modal utamanya adalah melihat minat dari diri sendiri.

"Kalau Anda suka masak, bisnis masak, apa pun itu tinggal dijalankan. Apalagi sekarang eranya persaingan bebas, jangan sampai kita hanya jadi penonton saja," ungkap wanita kelahiran Bekasi, 30 tahun silam ini.

Kendati demikian, Ajeng enggan mengungkapkan berapa omzet penjualan dari Hijup. Produknya tak hanya beredar di Indonesia, namun juga laris manis hingga ke berbagai negara seperti India, Malaysia, Singapura, Amerika Serikat (AS), dan Inggris.
Share:

Cerita Bos Brodo Pernah Galau Pilih Bisnis atau Kerja Kantoran


Jakarta - Founder Brodo, Yukka Harlanda, bercerita pernah dihadapkan pada dua pilihan sebelum akhirnya jadi pengusaha. Setelah lulus kuliah, Yukka ingin bekerja di perusahaan migas karena bisa meraup penghasilan besar.  Tapi di sisi lain, bisnis sepatu dengan merek Brodo mulai menghasilkan.

"Momen kegalauan muncul, waktu lulus Brodo sudah menghasilkan, dan kita mulai kerja," ujar Yukka dalam acara d'preneur Entrepreneur Juara di Ice Palace, Lotte Shopping Avenue, Jakarta, Selasa (15/8/2017). Momen galau itu makin kuat setelah Yukka dipanggil sebuah perusahaan migas untuk wawancara. Di waktu yang sama Yukka berkesempatan mengenalkan Brodo dalam sebuah pameran besar.


"Jadi berpikir, pameran enggak bisa diulang, kalau wawancara bisa diulang apalagi usia masih muda. Jadi mikirnya, lulus full time dulu di Brodo, kalau nanti gagal, masih bisa kerja karena masih muda," cerita Yukka. Singkat cerita, Yukka akhirnya memilih menekuni bisnis sepatu hingga sukses seperti sekarang. Ia mengatakan, memilih bisnis tak melulu dari ssuatu yang digemari, tapi diawali dari pertanyaan kenapa ingin usaha?


"Jadi mindset itu kenapa usaha, terus lihat kondisi keuangan. Kalau keuangan banyak cicilan, terus keluar kerja, lalu bikin usaha itu tidak baik," kata Yukka.

Selain itu, harus bisa meminimalisir risiko usaha yang ingin dijalankan. Jangan sampai hanya sekadar menjalankan bisnis tanpa mengetahui risikonya ke depan. (hns/hns)
Share:

Bos Brodo: Modal Smartphone Sudah Bisa Mulai Bisnis

Jika sudah punya keinginan memulai bisnis, jangan lagi ditunda-tunda. Apalagi dengan kehadiran smartphone, memulai bisnis lewat teknologi digital semakin mudah. "Ini era di mana saat kita memulai usaha, modal smartphone saja sudah bisa memulai sesuatu. Ini sesuatu yang kita punya, manfaatkan. Buat yang masih muda, waktunya sekarang itu memang pas banget," kata Founder Brodo, Yukka Harlanda, dalam acara d'preneur Entrepreneur Juara di Ice Palace, Lotte Shopping Avenue, Jakarta, Selasa (15/8/2017). "Jawaban bijaknya, memulai bisnis memang harus dimulai sekarang ini. Saya beruntung banget tembakan pertamanya langsung berhasil," lanjut Yukka. Yang jelas, Yukka menambahkan, jangan takut gagal dalam berbisnis, apalagi kegagalan tidak mungkin dihindari. Oleh karena itu, dia menyarankan para enterpreneur dapat mengubah cara berpikir, kegagalan menjadi hal positif untuk naik ke level selanjutnya. "Masalah jatuh enggak mungkin dihindari, namanya usaha. Jadi mindset yang harus beda, anggap saja ujian untuk naik kelas," tutur Yukka. (eds/hns)
Share:

Dinas Pariwisata Kab. Tapanuli Tengah Laksanakan Pesta Oi Dusanak Dan Lomba Perahu Tradisional Tahun 2017 di Pantai Bosur Pandan

Pandan.
Dinas Pariwisata Kabupaten Tapanuli Tengah (Dispar Kab. Tapteng) melaksanakan Pesta Oi Dusanak dan Lomba Perahu Tradisional Tahun 2017 bertempat di Pantai Bosur Pandan, Selasa (22/08/2017).
Pesta Oi Dunasak Kab. Tapteng yang sarat dengan Budaya Pesisir ini digelar dalam rangka pengembangan pariwisata dan pelestarian budaya serta memeriahkan HUT Ke-72 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dan Hari Jadi Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah (Pemkab Tapteng) Ke-72 Tahun 2017.
Bupati Tapanuli Tengah (Bakhtiar Ahmad Sibarani) didampingi oleh Wakil Bupati Tapanuli Tengah (Darwin Sitompul) dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dengan pelaksanaan kegiatan Pesta Oi Dusanak ini yang sinergis dengan Visi Kab. Tapteng dan dapat menjadi even wisata tahunan Pemkab Tapteng dalam mendukung salah satu Misi Kab. Tapteng, yaitu mengembangkan potensi wisata secara serius menuju peningkatan ekonomi rakyat.
Bupati Tapanuli Tengah mengingatkan bahwa seluruh potensi wisata yang ada di Kab. Tapteng tidak berarti apa-apa bila hanya dibiarkan terlantar tanpa ada campur tangan baik pemerintah, pemangku kepentingan terkait maupun masyarakat. Ke depan diharapkan kegiatan ini tidak hanya seremonial semata tapi berupaya untuk meningkatkan pembangunan investasi pariwisata meliputi pembangunan dan penataan obyek wisata, ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai, pengelolaan obyek wisata yang baik dan profesional, ketersediaan akomodasi serta kemudahan akses transportasi untuk menuju Kab. Tapteng secara umum dan lokasi obyek wisata khususnya. Bupati Tapanuli Tengah juga berharap Pesta Oi Dusanak ini kedepan lebih meriah dengan menghadirkan daerah-daerah pesisir lainnya.
“Saya berharap Pesta Oi Dusanak ini tidak berkesan seremonial. Kedepan dibuat kuliner pesisir khas Tapteng dengan mengundang daerah pesisir yang ada di Sumatera Utara bahkan dari berbagai daerah di Indonesia ini sehingga masyarakat luas tahu akan kuliner dan keindahan alam Kab. Tapteng,” kata Bupati Tapanuli Tengah.
Sebelumnya, Plt. Kadis Pariwisata Kab. Tapteng (Nursyam, SKM, M. Kes) dalam laporannya mengatakan bahwa kegiatan Pesta Oi Dusanak ini merupakan pelestarian budaya kepada para genari muda. Melalui kegiatan ini diharapkan generasi muda semakin tertarik untuk mencintai budayanya.
“Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Kabupaten Tapanuli Tengah Ke-72 Tahun 2017. Pada kesempatan ini juga turut digelar Lomba Perahu Tradisional di Laut Pantai Bosur Pandan,” kata Plt. Kadis Pariwisata Kab. Tapteng.
Selanjutnya, Bupati Tapanuli Tengah (Bakhtiar Ahmad Sibarani) membuka secara resmi Lomba Perahu Tradisional di Laut Pantai Bosur Pandan.
Adapun peserta Lomba Perahu Tradisional yang ikut lomba sebanyak 24 tim dari berbagai kecamatan di Kab. Tapteng dengan hasil, yaitu Juara I Tim Sibabangun, Juara II Tim Sorkam Barat, Juara III Tim Pandan III, Juara Harapan I Tim Sosorgadong I, Juara Harapan II Tim Manduamas, dan Juara Harapan III Tim Sosorgadong II.

Turut hadir pada acara Pesta Oi Dusanak ini, Bupati dan Wakil Bupati Tapanuli Tengah, Walikota Sibolga(Drs. H. M. Syarfi Hutauruk, MM),Forkopimda Kab. Tapteng, Ketua dan Wakil Ketua I TP. PKK Kab. Tapteng beserta jajarannya, Sekretaris Daerah Kab. Tapteng, para Staf Ahli dan Asisten, Pimpinan SKPD dan Camat se Kab. Tapteng, para ASN, Tokoh Agama, Tokoh Adat dan Masyarakat.

Share:

Traveling

Inilah Pulau Mursala atau sering juga disebut sebagai Mansalaar Island. Pulau dengan luas 8000 ha tersebut dihuni oleh puluhan kepala keluarga. Selain menikmati panorama alam, kehidupan penduduk setempat juga menarik untuk diselami. Pesona Pulau Mursala pernah diangkat ke film layar lebar “King Kong” tahun 1933 dan film nasional berjudul "Mursala" pada 2013. Keunikan air terjun di sini adalah air dari ketinggian 35 m itu langsung jatuh dari tebing pulau ke permukaan laut. Air terjun di Pulau Mursala memang berada pada bagian pulau yang menghadap langsung ke Samudera Hindia. Air mengalir dari sungai hanya sepanjang 700 meter (terpendek di Indonesia) kemudian mengaliri batuan granit kemerahan di tebing pulau. Berikutnya, air tercurah jatuh dalam volume yang besar ke permukaan laut dengan bunyi keras, apalagi saat musim penghujan.
Secara administratif, Pulau Mursala bernaung di Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, tepatnya di sebelah Barat Daya Kota Sibolga. Jika menelaah keberadaannya di dalam peta, Pulau Mursala terletak di antara Kota Sibolga dan Pulau Nias.
Nama “Mursala” tidak lahir begitu saja, ada serangkaian cerita yang bergulir di belakangnya. Pada abad VII, banyak bangsa Arab datang ke Pantai Barus untuk singgah dan melakukan pertukaran komoditi. Sebelum memasuki Barus, mereka kerap melakukan ibadah di ujung sebuah pulau besar. Kebiasaan ini berlangsung lama, sehingga nelayan setempat menamai pulau tersebut dengan rangkaian dari kata Mur dan shalat, yaitu “Mursala”. Mur merupakan sebutan lain untuk orang Arab.
Sekeliling pulau ini dihiasi oleh belasan pulau kecil yang mayoritas tak berpenduduk, diantaranya adalah: Pulau Pulau Puti, Pulau Silabu Na Godang, Pulau Kalimantung, Pulau Silabu Na Menek, dan Pulau Jambe. Hadirnya pulau-pulau kecil itu mendukung Pulau Mursala menjadi destinasi yang apik. Selain kaya ikan hias dan terumbu karang, Anda juga dapat mengunjungi laguna yang menyatu antara Pulau Silabu Na Godang dan Pulau Kalimantung.
Disamping itu, Pulau Silabu Na Menek juga akan menyita perhatian lewat tanaman bonsai yang tumbuh di atas bebatuan curam. Begitu banyak yang bisa dinikmati di Pulau Mursala, namun primadona yang harus Anda jumpai adalah Air Terjun Mursala tentunya.
Share:

Ayo berwisata

Pulau Mansalaar atau yang lebih dikenal dengan naman Pulau Mursala merupakan pulau terbesar yang dimiliki oleh Kabupaten Tapanuli Tengah dan sempat membuat produsen film Hollywood terpesona dengan keindahan alamnya untuk mengambil shooting film di pulau ini. Pulau seluas 8.000 hektar ini berjarak sekitar 22,5 km dari Kota Sibolga dan masuk di wilayah Kecamatan Tapian Nauli, Kabupaten Tapanuli Tengah, Propinsi Sumatera Utara. Pulau Mursala ini dikelilingi oleh hamparan pasir pusir yang indah. Selain itu, juga terdapat obyek wisata yang menjadi andalan di Pulau Mursala ini, yaitu Air Terjun Pulau Mursala.
Terjun Pulau Mursala dengan ketinggian sekitar 35 m ini merupakan air terjun yang unik karena aliran air terjun di sini langsung masuk ke laut. Karena letak air terjun ini berada di bagian Pulau Mursala yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia maka aliran air terjun ini langsung masuk ke laut. Air terjun seperti ini hanya ada beberapa di dunia dan di Indonesia kita memiliki 2 air terjun seperti itu, satu lagi bernama Air Terjun Kahatola yang berada di Kabupaten Halmahera Barat, Propinsi Maluku Utara. Aliran Air Terjun Pulau Mursala ini berasal dari aliran sungai terpendek di dunia dengan lebar sekitar 400 m, panjang 700 m dan mengalir melalui batuan granit yang berada di tebing pulau dan meluncur tercurah ke bawah dengan suara gemuruh masuk ke dalam area laut, menciptakan pemandangan yang mempesona.
Selain keunikannya, air terjun ini juga mempunyai legenda tersendiri. Dikisahkan bahwa air terjun ini merupakan tempat bermain seorang permaisuri cantik yang bernama Putri Runduk. Putri Runduk pada masanya terkenal dengan parasnya yang cantik dan tersohor sampai ke luar kerajaan. Selain sebagai tempatnya bermain, aliran air yang berada di atas air terjun ini juga dikisahkan sebagai kolam pemandian sang putri tersebut.
Terdapat beberapa obyek wisata yang tak kalah menarik di Pulau Mursala ini selain keindahan air terjunnya, diantaranya:
- Pulau Jambe : merupakan perairan dangkal yang terdiri dari terumbu karang dan aneka jenis ikan
- Teluk Labuan Hunik : merupakan spot yang cocok untuk diving dan snorkeling
- Pulau Silabu Na Menek : terdapat batu yang menjorok berbentuk burung yang berada di ketinggian sekitar 70 mdpl di pantai curam yang biasa disebut dengan Batu Garuda, terdapat pula Bonsai Pinang Merah alam di atas bebatuan curam
- Terdapat laguna dengan pantai pasir putihnya yang menyatu antara Pulau Silabu-labu Na Godang dan Pulau Kalimantung Na Menek
- Pulau Puti : terdapat pantai pasir putih yang indah dengan perairan dangkal dan kehidupan bawah laut yang mempesona.
Share:

Pembentukan Seni tari

Rencana pembentukan sanggar seni tari dan teater Jolong Basusuk bersama Forkap Sita, dalam upaya menggelorakan budaya Pasisi di kalangan muda - mudi, khususnya di Kelurahan Hajoran. kecamatan Pandan kabupaten Tapanuli Tengah.

Share:

Forkapsita membentuk seni Tari dan teater

Rencana pembentukan sanggar seni tari dan teater Jolong Basusuk bersama Forkap Sita, dalam upaya menggelorakan budaya Pasisi di kalangan muda - mudi, khususnya di Kelurahan Hajoran. kecamatan pandan KabupatenTapanuli Tengah

Share:

Seni Tari Pesisir

ari saputangan ini menggambarkan bagaimana kisah dan cara perkenalan sepasang muda mudi pada zaman dahulu di daerah Pesisir. Kejadiannya bermula dari per­kenalan sepasang muda-mudi pada saat para nelayan pulang dari menangkap ikan di pantai Barat Pesisir Tapanuli Tengah Sibolga. Pada waktu itu, tidak saja para orang tua yang datang kepantai untuk sekadar membeli ikan tetapi juga para muda-mudi ikut dengan kebiasaan ini. Dari tata cara perkenalan yang mereka lakukan yang didasari adat istiadat, terlukislah sebuah tata cara yang diperagakan dalam tarian yang bernama Tari Saputangan. Dalam bahasa tampilan dari ragam pertama sampai ragam terakhir sangat jelas terlihat bagai mana tata cara perkenalan muda mudi yang selalu menjunjung tinggi adat kesopanan dan kehormatan sehingga tidak menyalahi adat itu sendiri.hhttp://www.forkapsita.blogspot.com
Share:
Share:

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.

Popular Posts

Alamat

Featured Post

Ekspresinya Arumi

BTemplates.com

Label

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Recent Posts

Label Cloud

Berita (8) Budaya (5) CAMERA (1) Dokumentasi (2) Dunia (1) Islam (1) Nasional (3) Sejarah (3) Seni Tari (2) Sibolga (2) Traveling (1) Uang (3) Wisata Bahari (1)

Sample Text

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua.

Pages