Salah seorang dari mereka, Nael menjelaskan, di 2014 lalu dia bersama dua sahabatnya mulai mencoba untuk memproduksi sejumlah aksesoris fashion dengan berbahan dasar kayu.
"Jadi kita memproduksi barang kayu tapi lebih ke fashion, mulai dari tas, briefcase, card holder, atau money clip," kata Nael kepada detikFinance di ICE BSD, Tangerang Selatan, Rabu (11/10/2017).
Produk kerajinan dari kayu
|
Dengan modal awal tak sampai Rp 5 juta, ketiganya kemudian mulai melakukan berbagai percobaan untuk membuat satu produk. Berkali-kali mereka gagal, hingga akhirnya bisa berhasil membuat produk tas berbahan dasar kayu.
"Jadi pertama kali bikin itu kita sampai 6 bulan, untuk prototipenya. Itu trial error terus, jadi gagal-gagal terus. Baru kemudian 6 bulan berhasil," katanya.
Ternyata produk yang diberi label Sanoesa ini diminati konsumen. Saat ini mereka bertiga dapat meraup omzet antara Rp 30 juta - Rp 40 juta/bulan. Produk ini dijual dengan kisaran mulai dari Rp 199 ribu hingga Rp 4,5 juta.
Produk dompet dari kayu
|
Saat ini, mereka bertiga pun fokus dengan bisnis tersebut. Walau telah lulus kuliah dan mendapatkan gelar sarjana, mereka lebih memilih untuk menjalankan bisnis itu bersama ketimbang kerja kantoran.
"Jadi memang dari awal kita ingin buka bisnis, tapi kita pilih-pilih yang baiknya. Lalu kita pilih kayu karena memang kita senang dengan furniture dan seperti itu. Tapi enggak mau bikin furniture. Nah jadilah itu bikin bisnis fashion dengan kayu, dan sampai sekarang kita fokus ke sini, enggak ada kerja yang lain," jelasnya.
Dari bisnis ini, mereka pun bertujuan untuk merubah paradigma orang dalam memanfaatkan bahan baku kayu bisa diolah menjadi barang-barang yang unik.
"Karena kita mau merubah paradigma orang kalau yang tadinya kayu hanya sebagai furniture, tapi bisa juga menjadi yang lain, misalnya untuk fashion. Kita juga ingin mengedukasi kalau orang biasa maunya pakai brand luar, tapi sebetulnya brand dalam negeri juga banyak yang berkualitas bagus," paparnya. (Detik.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar