IKLAN

Bang Mara (Anak Pasisi Penakluk Badai)

Hajoran,10/10/2018. Istilah nelayan adalah Orang-orang yang Hari-harinya bekerja menangkap ikan Atau  dan yang hidup di dasar laut, Maupun di permukaan perairan. di peraiaran yang menjadi daerah tempatnya beraktifitas para nelayan. di Neagra-negara berkembang seperti di asia tenggara dan juga afrika, saat ini masih banayak Nelayan-nelayan yang menggunakan peralatan yang sangat sederhana dalam menangkap ikan.                                                                                                                            Mara Muda atau Bang Mara yang biasa dipanggil warga setempat adalaah salah satu nelayan tangguh yang tak kenal lelah dalam mencari nafkah demi kehidupan dimasa depan, pemuda yang  menggunakan alat tangkap tradisional ini punya impian agar segera dapat menikah ditahun 2019 ujarnya.bahkan dia sangat giat bekerja sebagai nelayan bagan tancap demi mngjar impiannya.
       Nah.. bagi Nelayan-nelayan di Negara-negara maju juga masih menggunakan peralatan modern dan juga menggunakan kapal yang besar dengan di lengkapi dengan Peralatan-peralatan canggih. Tidak memperpanjang Kata-kata lansung saja kita ke inti artikel ini yaitu Kumpulan Puisi Tentang Nelayan.                                                                                                                                                                                                                                                                                                          Sang Nelayan Pencari Nafkah                                                                                                 Menyengat tapak kaki tak beralas
Nyiur lambaian kelapa menyapa
Sang pencari nafkah bergegas ke laut lepas

Di sambut ombak yang berkejar menerjang sampan
Kokoh tekat sang pencari nafkah
Tak peduli ombak dna karang menerjang
Demi ibadah  yang berkah

Wahai sahabatku sang nelayan pencar nafkah
Berguruku pada semangatmu
Berkacaku pada tekat ibadahmu
Sekecil apapun hasil
Engkau terima tampa mengeluh
Engkau nikmati dan mensyukuri

Banggaku menyebutmu seorang guru
Guru dalam kehidupan
Mengais nafkah yang berkah
Tampa perlu mengemis apa lagi berbuat bengis
Engkaulah yang mengerti arti berkah dan nafkah   
Harapan putih pasir pantai
Share:

Dua sahabat lagi On Air

Sebentar lagi kita akan memasuki tahun 2019, mari kita semua melakukan hal-hal yang lebih baik dari tahun ini, sebagai salah satu contoh gak lagi suka berbohong.
Nah bro sist, ngomong-ngomong soal bohong nih, selama 2015 masih aja ada bertebaran berita-berita palsu, fake, bohong, alias hoax ya menyebar di masyarakat. Ane coba untuk rangkumin beberapa berita yang udah pasti ternyata hoax.Salah satunya berita terbaru seperti berita Ratna.
Mau tau apa aja? Langsung cekidot dibawah bray!

Share:

Mengapa Negara Majapahit Bubar?

tirto.id - “Siapa di antara anak-anak desa ini mendapat kesempatan merajai lautan seperti di zaman Majapahit dulu? Menyaksikan dunia besar? Dihormati dan disegani di mana-mana? Di Tumasik, Benggal, Ngabesi, Malagasi, sampai Tanjung Selatan Wulungga sana? Tak pernahkah orangtua kalian bercerita semacam itu maka hatimu jadi sakit karena kebebalan sendiri?”

Demikian Rama Cluring berkhotbah di hadapan penduduk Awis Krambil, sebuah desa di pedalaman Tuban. Mereka yang mendengar barangkali mencibirnya sebagai pendongeng, bahkan pembual. Tapi orang tua itu terus saja berkoar, mengungkit-ungkit kejayaan Kerajaan Majapahit yang sudah tinggal kenangan.

“Ah, zaman silam! Kapal-kapal megah yang mampu membawa ratusan prajurit begitu, dan perlengkapan, dan perbekalan, dan tawanan. Kalau kapal-kapal semacam itu masih ada dan sebanyak dulu, tak bakal ada kapal Parsi, Arab, dan Benggala berkeliaran ke mari,” kenang Rama Cluring.

Kemaharajaan Majapahit yang pernah menguasai Nusantara itu memang telah bubar. Raden Patah—konon keturunan pemimpin Majapahit terakhir—mendirikan Kesultanan Demak, kerajaan Islam yang menguasai Jawa menjelang berakhirnya periode Hindu-Budha                                                                                       
Seruan Rama Cluring itu termaktub dalam Arus Balik (1995) yang ditulis Pramoedya Ananta Toer. Arus Balik memang bukan karya ilmiah, buku ini adalah sebuah novel atau roman. Meski berformat fiksi, Pramoedya berpijak kepada fakta-fakta sejarah hasil temuan para ahli.

Dua puluh tiga tahun setelah Pramoedya menerbitkan novel yang mengisahkan keruntuhan Majapahit itu, Prabowo Subianto, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra yang digadang-gadang menjadi calon presiden 2019, mengemukakan prediksi tentang bubarnya negara Indonesia. Pernyataan itu bersumber dari sebuah novel fiksi yang bersifat ramalan dan bukan berdasarkan fakta sejarah.

"Saudara-saudara," katanya dalam sebuah pidato yang ditayangkan di laman Facebook Partai Gerindra "Kita masih upacara. Kita masih menyanyikan lagu kebangsaan. Kita masih pakai lambang-lambang negara. Gambar-gambar pendiri bangsa masih ada di sini, tetapi di negara lain mereka sudah bikin kajian-kajian di mana Republik Indonesia sudah dinyatakan tidak ada lagi tahun 2030."Seperti dilansir Antara, Prabowo mengklaim sumber pernyataannya adalah prediksi para ahli dari luar negeri. "Jadi itu ada tulisan dari luar negeri. Banyak pembicaraan seperti itu di luar negeri," kata Prabowo Subianto seusai menjadi pembicara kunci dalam acara Wadah Global Gathering di Jakarta, Kamis (22/3/2018).

Tulisan yang dirujuk Prabowo adalah novel karangan P.W. Singer dan August Cole berjudul A Novel of the Next World War: Ghost Fleet (2015). Baik Singer maupun Cole memang ilmuwan politik. Cole menguasai kebijakan luar negeri dan strategi keamanan AS, sementara Singer adalah pakar pertahanan yang pernah bekerja di lembaga think tank Brookings Institution.

Negara Terbesar di Nusantara

Seperti kisah Pramoedya lewat Rama Cluring melalui Arus Balik, Majapahit memang pernah menjadi imperium adidaya. M.C. Ricklefs dalam Sejarah Indonesia Modern (1991), misalnya, menyebut Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai Nusantara dan dianggap sebagai salah satu negara terbesar dalam sejarah Indonesia (hlm. 19).

Majapahit didirikan Raden Wijaya (1293-1309) di Jawa Timur pada 1293. Semula, pusat pemerintahan kerajaan ini berlokasi di Mojokerto, kemudian digeser ke Trowulan oleh Jayanegara (1309-1328) sebelum beribukota di Kediri sejak era Girindrawardhana (1456-1466).

Majapahit mencapai masa keemasan pada masa kepemimpinan Hayam Wuruk alias Rajasanagara (1350-1389), yang didampingi oleh panglima besar legendaris, Mahapatih Gajah Mada, yang mengucap Sumpah Palapa demi ambisi “menyatukan” Nusantara. Kala itu, wilayah Majapahit dikisahkan amat luas.

Dalam Sejarah Nasional Indonesia Jilid II (1990), dituliskan bahwa wilayah Majapahit meliputi Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, hingga Indonesia bagian timur, termasuk Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, bahkan Papua (hlm. 436). Detilnya memang masih menjadi perdebatan, namun setidaknya itulah yang tecatat dalam Nagarakertagama.

Berkat Gajah Mada sebagai panglima tertinggi sekaligus tangan kanan Raja Hayam Wuruk, masih menurut Negarakertagama seperti dikutip dari buku Dinamika Islam Filipina, Burma, dan Thailand karya Choirul Fuad Yusuf (2013), tidak kurang dari 98 kerajaan yang bernaung di bawah kuasa Majapahit (hlm. 25).
.
Pengaruh dan ekspansi Majapahit sampai pula ke negeri-negeri seberang di kawasan Asia Tenggara, dari Semenanjung Malaya (Malaysia dan Brunei Darussalam), Tumasik (Singapura), serta sebagian Thailand dan Filipina, berkat armada angkatan lautnya yang luar biasa.

Gejala Kemunduran

Kematian Gajah Mada pada 1364 menjadi awal redupnya kejayaan Majapahit. Belum dapat dipastikan penyebab wafatnya sang mahapatih. I Ketut Riana dalam Kakawin Desa Warṇnana, Uthawi, Nagarakṛtagama (2009) menyebutkan bahwa pada 1363, sepulang dari kunjungannya ke Candi Simping di Blitar, Hayam Wuruk mendapati Gajah Mada sedang sakit (hlm. 45).

Hayam Wuruk amat terpukul dengan mangkatnya Gajah Mada. Ia sangat berutang budi dan menghormati sosok yang membawa Majapahit mencapai puncak keemasan itu. Maka, Hayam Wuruk tidak menunjuk mahapatih baru. Ia menganggap tidak ada yang mampu menggantikan Gajah Mada.

Posisi mahapatih dipegang Hayam Wuruk sendiri. Dalam melakukan tugas yang berat itu, sebagaimana dicatat Slamet Muljana dalam Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit (1983), ia dibantu oleh raja-raja lain di bawah kekuasaan Majapahit, juga oleh Sang Arya sebagai perdana menteri, serta dua penasihatnya, Mpu Nandi dan Mpu Nala (hlm. 205).

Ternyata, kehilangan Gajah Mada berdampak besar. Stabilitas wilayah Majapahit yang amat luas beranjak goyah. Beberapa wilayah taklukan yang tersebar luas di Nusantara dan Asia Tenggara mulai memercikkan perlawanan untuk berupaya melepaskan diri.

Pada 1389, Hayam Wuruk meninggal dunia dan kian mempertegas takdir pudarnya kemilau Majapahit. Slamet Muljana dalam Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara (2005) menceritakan polemik dalam proses suksesi raja baru. Perselisihan keluarga itu semakin memperlemah kedudukan Majapahit (hlm. 20).

Maka, pecahlah Perang Paregreg antara Wikramawardhana (1389-1429) yang mengklaim sebagai penerus takhta Majapahit melawan Bhre Wirabhumi. Wikramawardhana adalah suami putri Hayam Wuruk dari permaisuri, Kusumawardhani, sementara Bhre Wirabhumi merupakan putra Hayam Wuruk dari istri selir.

Dikutip dari Pranoedjoe Poespaningrat dalam Kisah Para Leluhur dan yang Diluhurkan: Dari Mataram Kuno sampai Mataram Baru (2008), perang saudara ini menjadi salah satu faktor utama kemunduran Majapahit, selain tidak adanya pemimpin yang kuat setelah Hayam Wuruk, juga berkembangnya Islam di Jawa (hlm. 16).

Majapahit Bubar

Penerus Wikramawardhana adalah Ratu Suhita dengan gelar Dyah Ayu Kencana Wungu (1429-1447). Menurut R. Soekmono dalam Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2 (2002), Ratu Suhita berusaha membangkitkan kembali anasir-anasir Nusantara seperti yang pernah dilakukan Hayam Wuruk. Salah satu cirinya dengan membangun berbagai tempat pemujaan seperti candi atau punden berundak (hlm. 78).

Setelah era Ratu Suhita, masih ada tujuh raja lagi yang memimpin Majapahit, yakni Kertawijaya atau Brawijaya I (1447-1451), Rajasawardhana atau Brawijaya II (1451-1453), Purwawisesa atau Brawijaya III (1456-1466), Suraprabhawaatau Brawijaya IV (1466-1468), Bhre Kertabumi atau Brawijaya V (1468-1478), Girindrawardhana atau Brawijaya VI (1478-1498).

Namun masa-masa jaya ternyata sudah tidak bisa terulang kembali. Tidak ada lagi raja yang secakap Hayam Wuruk, juga mahapatih yang secemerlang Gajah Mada. Bahkan, Majapahit sempat mengalami kekosongan kepemimpinan selama tiga tahun, antara 1453 hingga 1456.

Munculnya Kesultanan Demak, kerajaan Islam pertama di Jawa, sejak 1475 membuat Majapahit kian merana. Demak menandai perubahan besar dalam periode sejarah Nusantara, terutama di tanah Jawa, yakni berakhirnya era Hindu-Buddha digantikan dengan masa Islam.

Kesultanan Demak lahir saat Majapahit diperintah oleh Brawijaya V. Pendirinya, Raden Patah, disebut-sebut adalah putra raja Majapahit dari istri selir, perempuan Cina bernama Siu Ban Ci. Raden Patah kecewa terhadap ayahnya karena takluk kepada Girindrawardhana yang kemudian merebut kekuasaan Majapahit, bergelar Brawijaya VI.

Girindrawardhana sendiri sebenarnya menantu Brawijaya V atau ipar Raden Patah. Namun, Girindrawardhana justru mengkudeta takhta ayah mertuanya itu. Situasi ini membuat peluang Raden Patah untuk menjadi raja Majapahit berikutnya pun pupus.

Raden Patah yang marah kemudian mendirikan kerajaan sendiri di Jawa bagian tengah yaitu Kesultanan Demak, dengan dibantu oleh tokoh-tokoh pendakwah Islam atau Walisongo. Raden Patah adalah seorang muslim karena sebelumnya berguru kepada Sunan Ampel di Surabaya, bahkan diambil sebagai menantu (Muljana, 2005: 4)
Belum ditemukan bukti-bukti kuat Kesultanan Demak di bawah pimpinan Raden Patah (1500-1518) pernah menyerang Majapahit. Tampaknya, Raden Patah sudah merasa bahwa usia Majapahit tidak akan sanggup bertahan lebih lama lantaran perkembangan situasi yang tidak lagi menguntungkan.

Brawijaya VI kemudian ditelikung dan mati dibunuh oleh ajudannya yang bernama Patih Udara pada 1498. Majapahit diambil-alih, Patih Udara naik takhta, dan menggelari dirinya sebagai Brawijaya VII.

Sementara itu, pengaruh Islam bertambah kuat, berbanding terbalik dengan pamor Majapahit dan Brawijaya VII yang kian merosot. Semakin banyak daerah taklukan yang melawan dan melepaskan diri. Sejalan dengan itu, semakin banyak pula orang Jawa yang memeluk Islam.

Raden Patah wafat pada 1518. Penerusnya, Pati Unus, tewas tiga tahun berselang dalam suatu penyerbuan terhadap Portugis di Malaka. Dan yang mengakhiri riwayat panjang Majapahit adalah pemimpin Kesultanan Demak ke-3, Sultan Trenggana, pada 1527. Demak kemudian mengakuisisi wilayah-wilayah taklukan Majapahit yang masih tersisa.

Meski pesatnya Islam di Jawa bukan satu-satunya, bahkan bukan faktor utama, runtuhnya Majapahit, itulah yang memungkasi riwayat kerajaan yang pernah amat digdaya itu. Sebuah imperium bernama Majapahit akhirnya benar-benar bubar setelah bertahan selama lebih dari 230 tahun. (Penulis: Iswara N Raditya)
Share:

Bus Makmur dari Medan Tujuan Sibolga Kecelakaan di Tobasa

Smartnewstapanuli
, Tobasa – Bus Makmur pengangkut penumpang dari Medan tujuan Kota Sibolga kecelakaan di jalan nasional di Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), Jumat, (5/1/2018), tepatnya di jalan Lumban Gorat, Desa Sionggang Utara, Kecamatan Lumban Julu.
Informasi diperoleh, kecelakaan bus tersebut terjadi sekitar pukul 01.20 WIB.
“Kejadiannya sekitar pukul 01.20 WIB dinihari,” kata Rina Marbun, warga Tobasa, ketika dihubungi Smart News Tapanuli melalui selulernya, Jumat, (5/1/2018) siang.
Peristiwa kecelakaan itu dibenarkan oleh Kasat Lantas Polres Tobasa, AKP Robinson Sembiring.
Namun Robinson belum bisa menjelaskan lebih rinci kronologi penyebab kecelakaan itu.
“Benar, bus Makmur itu mengalami kecelakaan. Namun belum bisa kita sampaikan informasi lebih rinci bagaimana kronologi kecelakaan bus tersebut, anggota masih dilapangan saat ini,” jelas Robinson.
Hingga saat ini belum diperoleh informasi berapa jumlah penumpang bus Makmur tersebut. Namun kondisi bus dibagian depan mengalami kerusakan cukup parah.
Share:

Asal Mula nama Pulau Musala

Tahukah anda asal muasal dari nama pulau Musala itu adalah
Pada jaman dahulu kala Barus adalah pusat perdagangan termasyhur pada jamannya, Pulau Musala sebagai tempat persinggahan para saudagar dari tanah Arab dan India dalam melaksanakan Sholat hendak menuju perjalanan untuk berdagang ke Sibolga Tapteng . Pada saat itu orang pesisir mendominasi pesisir pantai barat yaitu, Sibolga Tapteng, Singkil, Tabuyung, Sikape, Batumundam, Pulau tello, Pulau banyak dan daerah pesisir lainnya. Dengan logat pesisir mereka menyebutnya Pulau Musalah karena adanya sebuah Mushollah dipulau tersebut pada masa itu. Harapannya kita sebagai orang pesisir mari menjaga Sejarah yang telah ada agar tidak mudah bergeser dari nama aslinya.
Dengan membagikan postingan ini buktinya anda begitu peduli dengan kampung halaman kita.
Ditulis oleh: Sawaluddin Bugis
Share:

Asal muasal Hajoran

Tahukah anda asal muasal nama dari Kelurahan Hajoran Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah.
Pada mulanya sekitar -+ tahun1900 Hajoran adalah sebuah kampung pesisir pantai yang dibatasi sebelah timurnya oleh gunung dan daratan yang sempit dibatasi dengan pantai pasir putih yang indah. Menurut cerita para orang" tua terdahulu kampung hajoran adalah tempatnya para penyamun (Begal), mereka beraksi melakukan perampokan dipegunungan ( pendakian ) menuju kalangan adanya sebuah batu besar (tempat perniatan) tempatnya para etnis tionghua saat melakukan pemujaan. Sasaran kejahatan mereka adalah para pedagang yang arah dari Selatan (Tapsel ) hendak menuju Sibolga melakukan perjalanan menggunakan Padati ( keledai, sejenis kuda). Pada saat melewati pegunungan itu (pendakian) mereka selalu dirampok berulang kali oleh para penyamun di sekitar gunung itu, sehingga mereka berpikir berulang kali dan Jera bila mana hendak kembali datang ke Sibolga untuk melewati kampung itu .usai melaksanakan aksi perampokan itu maka dengan mudah mereka melarikan diri kegunung yang ada disekitar lokasi bukit itu. Maka itu mereka para pedagang menjulukinya dengan nama kampung Ha jora an (ha jora au, jera saya). yang artinya takut terulang kembali dirampok. Selain itu Hajoran juga dulu pernah dijuluki sebagai kampung dollar sekitar pada Tahun 1990-


2000 karena pada masa itu melimpahnya sumber hasil laut yang dapat meningkatkan perekenomian masyarakat setempat hingga sampai merosotnya karena kurangnya hasil ikan. Melihat sejarah Hajoran pernah jadi salah satu Desa terbesar di Tapanuli Tengah setelah Desa Sibuluan terdiri dari beberapa Dusun diantaranya Muara Libung, Hajoran Indah, Desa Aek Garut, Kalangan Indah, Kalangan Induk,Mangga dua, Budi luhur. Luas wilayah adalah dari Aek horsik hingga jembatan Pandan dan hingga sekarang dusun" Hajoran tetsebut dimekarkan menjadi kelurahan. Bahasa sehari-hari masyarakatnya adalah bahasa pesisir (bahasa baikko) dan penduduk aslinya mayoritas 98 persen beragama Islam. Jadi harapannya mari saling menjaga bersama kampung halaman kita dengan menjaga sejarahnya kita sudah termasuk mencintai kampung kita dalam menghindari agar tidak adanya pihak" lain mengaburkan sejarahnya.
Ditulis oleh: Sawaluddin Bugis
Share:

Film "Masa Depan" persembahan Pasisi Film akan segera tayang

 Sibolga, Film sebagai media komunikasi audio visual mempunyai peranan penting bagi pengembangan budaya bangsa sebagai salah satu aspek peningkatan kesatuan dalam pembangunan nasional. Film yang akan di produksi pada bulan Februari 2018 merupakan sebuah film lainnya yang karya nyata bagi Anak pasisi Sibolga Tapteng  yang diciptakan oleh sanggar Jolong basusuk kota Sibolga.. “Dalam film ini juga menyisipkan pesan moral bagi generasi muda bagi masyarakat pesisir Sibolga Tapteng serta  Dalam film ini juga menyematkan terpelihara ketertiban umum dan rasa kesusilaan. Sipnosis dalam kandungan cerita dalam film nanti jakan menayangkan objek – objek wisata yang ada di kota Sibolga dan Tapanuli tengah.


Share:

Pengertian Istilah "Zaman Now"

 Bagi warganet (netizen, citizen), penggunaan istilah zaman now bukanlah sesuatu yang asing. Istilah ini sering dimunculkan dalam berbagai komentar dan aktivitas netizen selama berselancar di media internet.  Awalnya netizen menggunakan istilah Kids jaman now, kini hanya frase zaman nowyang mengikuti kata lain sebagai pengganti kata kids. Misalnya, gubernur zaman now, orang tua zaman now, mahasiswa zaman now, sekolah zaman now, dan lain-lain. Apakah Anda juga pernah menggunakannya? Kalaupun tidak, mungkin Anda pernah mendengar atau membacanya. Dalam tulisan ini saya akan membahas mengenai penggunaan istilah zaman nowyang begitu seringnya digunakan.
Entah siapa yang pertama kali dan di mana dimunculkan, istilah zaman now ini kerap digunakan. Istilah ini pernah juga di-tweet oleh acount twitter @kemdikbud.ri untuk menjelaskan penulisannya yang benar. Awalnya warganet sering menulis jaman now, dan disarankan yang benarnya adalah zaman now; dan lebih baik lagi ialah menggunakan padanannya dalam bahasa Indonesia, yaitu zaman sekarang.
Dalam ilmu linguistik (ilmu bahasa), bentuk zaman now terdiri atas dua kata, yakni zamandan now. Secara etimologi, kata zaman berasal dari bahasa Indonesia yang artinya (1) jangka waktu yang panjang atau pendek yang menandai sesuatu; masa, dan (2) kala; waktu. Sementara nowadalah kata yang berasal dari bahasa Inggris yang bisa diartikan 'sekarang'. Dengan demikian secara harafiah zaman now dapat diartikan sebagai 'zaman sekarang' atau 'masa kini' atau juga 'saat ini'.
             Sebuah kata atau frase yang menjadi sebuah istilah bisa terjadi perubahan makna (semantic change). Perubahan ini bergantung pada konteks penggunaannya. Istilah zaman now adalah istilah yang ditarik dari "Kids jaman now" sebagaimana yang digambarkan sebelumnya. Penggunaan istilah "kids jaman now" menggambarkan keadaan anak-anak zaman sekarang. Jika mengaitkan kebiasaan anak-anak zaman sekarang dengan yang sebelumnya, kita akan menemukan hal-hal yang berbeda di situ. Misalnya, gaya hidup yang bergantung pada gadget. Apapun yang dilakukan selalu diabadikan dengan kamera atau bahasa kerennya selfi. Mau makan, harus selfi; sedang tidur, selfi juga; sedang menangis karena patah hati dicuekin atau ditinggalkan pacar, selfi juga; bahkan mau bunuh diri juga selfi juga. Heheheh.. siapa yang sering seperti itu; pasti dalam hatinya "Wah, aku banget nih". Kena deh!
        Tidak sebatas mengabadikan gambar, setelah selfi tidak afdol kalau tidak di-posting. Makan di KFC, di-post. Padahal mungkin baru sekali masuk KFC. Kalau sedang makan ubi bakar mungkin akan berpikir beberapa kali sebelum di-posting. Sedang tidur di-post dengan gambar tertutup mata, lalu keterangan gambar "sedang tidur". Lucu bukan. Siapa yang tidur, siapa yang mencet kamera. Begitulah kira-kira gambaran "kids jaman now". Demikian dipahami bahwa istilah "kids jaman now" adalah suatu kebiasaan remaja masa kini yang berbeda dengan remaja masa lalu. Perbedaan itu cenderung berkonotasi negatif--terlalu berlebihan dari yang sewajarnya.
         Konteks penggunaan suatu kata atau frase yang menjadi sebuah istilah bisa mengalami perubahan atau juga pergeseran makna. Istilah zaman now ini sering dilekatkan mengikuti kata yang lain dengan pengertian yang sama. Inilah perlikau generalisasi (perluasan) semantis. Dengan kata lain, sebuah kata mengalami perluasan arti daripada yang sebelumnya. Istilah dulu hanyalah "kids jaman now", kini apapun bisa dilekatkan dengan zaman now, misalnya ayah zaman now, dan lain-lain. Inilah salah satu fakta bahwa bahasa bersifat kreatif sebagaimana dikatakan Noam Chomsky, pakar bahasa generatif.
Jadi zaman now tidak sekedar memiliki arti 'masa kini' atau 'zaman sekarang' semata, tetapi lebih dari itu. Istilah zaman now memiliki arti "berbeda dari lazimnya". Seperti itulah gambaran arti istilah zaman now.
Share:

Pengertian Istilah "Zaman Now" (Ayah -ayah zaman Now)


Bagi warganet (netizen, citizen), penggunaan istilah zaman now bukanlah sesuatu yang asing. Istilah ini sering dimunculkan dalam berbagai komentar dan aktivitas netizen selama berselancar di media internet.  Awalnya netizen menggunakan istilah Kids jaman now, kini hanya frase zaman nowyang mengikuti kata lain sebagai pengganti kata kids. Misalnya, gubernur zaman now, orang tua zaman now, mahasiswa zaman now, sekolah zaman now, dan lain-lain. Apakah Anda juga pernah menggunakannya? Kalaupun tidak, mungkin Anda pernah mendengar atau membacanya. Dalam tulisan ini saya akan membahas mengenai penggunaan istilah zaman nowyang begitu seringnya digunakan.
           Entah siapa yang pertama kali dan di mana dimunculkan, istilah zaman now ini kerap digunakan. Istilah ini pernah juga di-tweet oleh acount twitter @kemdikbud.ri untuk menjelaskan penulisannya yang benar. Awalnya warganet sering menulis jaman now, dan disarankan yang benarnya adalah zaman now; dan lebih baik lagi ialah menggunakan padanannya dalam bahasa Indonesia, yaitu zaman sekarang.
Dalam ilmu linguistik (ilmu bahasa), bentuk zaman now terdiri atas dua kata, yakni zamandan now. Secara etimologi, kata zaman berasal dari bahasa Indonesia yang artinya (1) jangka waktu yang panjang atau pendek yang menandai sesuatu; masa, dan (2) kala; waktu. Sementara nowadalah kata yang berasal dari bahasa Inggris yang bisa diartikan 'sekarang'. Dengan demikian secara harafiah zaman now dapat diartikan sebagai 'zaman sekarang' atau 'masa kini' atau juga 'saat ini'.
        Sebuah kata atau frase yang menjadi sebuah istilah bisa terjadi perubahan makna (semantic change). Perubahan ini bergantung pada konteks penggunaannya. Istilah zaman now adalah istilah yang ditarik dari "Kids jaman now" sebagaimana yang digambarkan sebelumnya. Penggunaan istilah "kids jaman now" menggambarkan keadaan anak-anak zaman sekarang. Jika mengaitkan kebiasaan anak-anak zaman sekarang dengan yang sebelumnya, kita akan menemukan hal-hal yang berbeda di situ. Misalnya, gaya hidup yang bergantung pada gadget. Apapun yang dilakukan selalu diabadikan dengan kamera atau bahasa kerennya selfi. Mau makan, harus selfi; sedang tidur, selfi juga; sedang menangis karena patah hati dicuekin atau ditinggalkan pacar, selfi juga; bahkan mau bunuh diri juga selfi juga. Heheheh.. siapa yang sering seperti itu; pasti dalam hatinya "Wah, aku banget nih". Kena deh!
Tidak sebatas mengabadikan gambar, setelah selfi tidak afdol kalau tidak di-posting. Makan di KFC, di-post. Padahal mungkin baru sekali masuk KFC. Kalau sedang makan ubi bakar mungkin akan berpikir beberapa kali sebelum di-posting. Sedang tidur di-post dengan gambar tertutup mata, lalu keterangan gambar "sedang tidur". Lucu bukan. Siapa yang tidur, siapa yang mencet kamera. Begitulah kira-kira gambaran "kids jaman now". Demikian dipahami bahwa istilah "kids jaman now" adalah suatu kebiasaan remaja masa kini yang berbeda dengan remaja masa lalu. Perbedaan itu cenderung berkonotasi negatif--terlalu berlebihan dari yang sewajarnya.
               Konteks penggunaan suatu kata atau frase yang menjadi sebuah istilah bisa mengalami perubahan atau juga pergeseran makna. Istilah zaman now ini sering dilekatkan mengikuti kata yang lain dengan pengertian yang sama. Inilah perlikau generalisasi (perluasan) semantis. Dengan kata lain, sebuah kata mengalami perluasan arti daripada yang sebelumnya. Istilah dulu hanyalah "kids jaman now", kini apapun bisa dilekatkan dengan zaman now, misalnya ayah zaman now, dan lain-lain. Inilah salah satu fakta bahwa bahasa bersifat kreatif sebagaimana dikatakan Noam Chomsky, pakar bahasa generatif.
Jadi zaman now tidak sekedar memiliki arti 'masa kini' atau 'zaman sekarang' semata, tetapi lebih dari itu. Istilah zaman now memiliki arti "berbeda dari lazimnya". Seperti itulah gambaran arti istilah zaman now.

Share:

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.

Popular Posts

Alamat

Featured Post

Ekspresinya Arumi

BTemplates.com

Label

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Recent Posts

Label Cloud

Berita (8) Budaya (5) CAMERA (1) Dokumentasi (2) Dunia (1) Islam (1) Nasional (3) Sejarah (3) Seni Tari (2) Sibolga (2) Traveling (1) Uang (3) Wisata Bahari (1)

Sample Text

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua.

Pages