Tahukah anda asal muasal nama dari Kelurahan Hajoran Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah.
Pada mulanya sekitar -+ tahun1900 Hajoran adalah sebuah kampung pesisir
pantai yang dibatasi sebelah timurnya oleh gunung dan daratan yang
sempit dibatasi dengan pantai pasir putih yang indah. Menurut cerita
para orang" tua terdahulu kampung hajoran adalah tempatnya para penyamun
(Begal), mereka beraksi melakukan perampokan dipegunungan ( pendakian
) menuju kalangan adanya sebuah batu besar (tempat perniatan)
tempatnya para etnis tionghua saat melakukan pemujaan. Sasaran kejahatan
mereka adalah para pedagang yang arah dari Selatan (Tapsel ) hendak
menuju Sibolga melakukan perjalanan menggunakan Padati ( keledai,
sejenis kuda). Pada saat melewati pegunungan itu (pendakian) mereka
selalu dirampok berulang kali oleh para penyamun di sekitar gunung itu,
sehingga mereka berpikir berulang kali dan Jera bila mana hendak kembali
datang ke Sibolga untuk melewati kampung itu .usai melaksanakan aksi
perampokan itu maka dengan mudah mereka melarikan diri kegunung yang ada
disekitar lokasi bukit itu. Maka itu mereka para pedagang menjulukinya
dengan nama kampung Ha jora an (ha jora au, jera saya). yang artinya
takut terulang kembali dirampok. Selain itu Hajoran juga dulu pernah
dijuluki sebagai kampung dollar sekitar pada Tahun 1990-
2000 karena pada masa itu melimpahnya sumber
hasil laut yang dapat meningkatkan perekenomian masyarakat setempat
hingga sampai merosotnya karena kurangnya hasil ikan. Melihat sejarah
Hajoran pernah jadi salah satu Desa terbesar di Tapanuli Tengah
setelah Desa Sibuluan terdiri dari beberapa Dusun diantaranya Muara
Libung, Hajoran Indah, Desa Aek Garut, Kalangan Indah, Kalangan
Induk,Mangga dua, Budi luhur. Luas wilayah adalah dari Aek horsik hingga
jembatan Pandan dan hingga sekarang dusun" Hajoran tetsebut dimekarkan
menjadi kelurahan. Bahasa sehari-hari masyarakatnya adalah bahasa
pesisir (bahasa baikko) dan penduduk aslinya mayoritas 98 persen
beragama Islam. Jadi harapannya mari saling menjaga bersama kampung
halaman kita dengan menjaga sejarahnya kita sudah termasuk mencintai kampung kita dalam menghindari agar tidak adanya pihak" lain mengaburkan sejarahnya.
Ditulis oleh: Sawaluddin Bugis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar